Pengendalian gulma dianggap suatu hal yang penting dalam budidaya jagung. Gulma harus segera ditanggulangi pertumbuhannya agar tidak berkembang pesat dan menjadi saingan bagi tanaman pokok. Pertumbuhan gulma yang tidak dikehendaki dan umumnya merugikan karena dapat menghambat pertumbuhan, mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas produksi serta dapat menjadi sarang hama dan penyakit. Umumnya petani mengendalikan gulma hanya dengan tangan atau secara manual sehingga dianggap tidak efisien. Semakin sulitnya tenaga kerja pertanian dan biaya yang tinggi dalam biaya operasional tani menjadi tantangan tersendiri bagi semua pihak.
Keresahan petani jagung akan gulma tentunya mendorong Agricon untuk memberikan solusi teknologi terbaru yang dapat mengendalikan gulma pada lahan jagung. Metode lain yang dianggap relatif lebih murah dan mudah untuk pengendalian gulma adalah secara kimiawi dengan menggunakan herbisida. Herbisida adalah senyawa kimia yang dapat menekan atau memberantas gulma pengganggu tanaman utama yang menyebabkan penurunan hasil pertanian. Herbisida bersifat selektif hanya mematikan beberapa tumbuhan tertentu saja, dalam hal ini salah satunya adalah gulma pada tanaman jagung. Herbisida dari Agricon yang dikenal dengan sebutan TEKNOLOGI ABRE 80 WP hadir untuk petani jagung dan sudah banyak diaplikasikan pada lahan untuk pengendalian gulma sehingga efisien dan produksi jagung terjaga.
Pada 20 September 2022, Teknologi ABRE kembali dipercaya oleh petani khususnya di daerah Lampung untuk melakukan expo. EXPO ABRE memiliki berbagai macam kegiatan seperti: Demo Plot tanaman jagung umur 15 HST, 30 HST dan 45 HST, Stand Edukasi, dan kegiatan lain yang tentunya melibatkan petani untuk memberikan solusi terbaik dari berbagai kendala pada tanaman jagung. Expo ABRE dilaksanakan sebagai sarana edukasi dari Agricon untuk petani jagung, terutama dalam budidaya tanaman untuk menekan biaya dan menjaga produksi jagung optimal. Acara ini dihadiri oleh 317 petani Jagung di Desa Brawijaya dan desa lainnya di Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur serta dihadiri juga oleh Dinas Pertanian (PPL), Polsek dan Koramil setempat. Acara berlangsung dengan sukses dan akan berlangsung di wilayah-wilayah lainnya.
“Semoga petani jagung Indonesia dapat melakukan usaha tani jagung dengan efektif dan efisien, agar biaya produksi ditekan dan hasil meningkat, terutama dalam pengendalian gulma/ rumput penganggu tanaman jagung agar dikendalikan sejak awal, baik gulma dan biji gulma dengan menggunakan teknologi ABRE.” Demikian yang disampaikan Dwi Setyanto sebagai Herbicide Product Manager PT. Agricon.
Tentang Agricon
Didirikan di Bogor pada tahun 1969, PT Agriculture Construction (Agricon) berkembang menjadi formulator pestisida nasional yang memperluas portofolio bisnisnya menjadi agrokimia (PT Asia Gala Kimia), penyedia greenhouse & sistem irigasi (PT Agricon Sentra Agribisnis Indonesia), hingga distributor produk pendukung pertanian (PT Panca Agro Niaga Lestari). Pada tanggal 1 Januari 2016, PT Agricon secara resmi bertransformasi sebagai perusahaan holding dan menyerahkan distribusi agrokimia ke PT Agricon Indonesia (ACI).



